Saturday, February 14, 2009

Fitrah dari Manusia



CINTA HARUS MEMILIKI (bag. 2)


Manusia bukanlah kepingan puzzle, yang begitu sederhana untuk bersatu dalam cinta yang selalu harmoni. Dan mengatakan cinta harus memiliki dengan pengibaratkan puzzle, dengan kemutlakannya akan suatu pasangan yang tidak tergantikan dan hanya satu sisi. Bagaimana dengan saling dicinta dan pencinta yang telah disatukan tali pernikahan dengan istri lebih dari seorang. Sedangkan sebagaimana telah disebutkan bahwa jika cinta dan dicinta ialah ibarat salah satu sisi kepingan puzzle dengan salah satu sisi pada kepingan yang lain, dan tidak tergantikan dengan sisi lainnya walaupun dalam kepingan yang sama.

Dalam hal ini puzzle menjadi ibarat persatuan antara dicinta dan pencinta, jika dalam kasus seorang suami dan para istri. Maka hal ini jika diibaratkan lagi dalam mainan puzzle, sang suami adalah bingkai penyangga puzzle tersebut.

Bisa kita bayangkan, jika puzzle dengan empat kepingan maka bingkai pada salah satu sisi memiliki tautan dengan sisi-sisi pada dua buah kepingan. Dan bingkai hanya berlaku untuk seorang laki-laki. Karen jika seorang perempuan tentunya akan menimbulkan kerancuan.

Suatu image yang tampil pada puzzle berawal dari bingkainya. Dan dengan mudah dah jelasnya mengatakan bahwa jika suatu bagian image tampil dibagain sudut kanan atas, "image ini berasal dari ayah (potongan gambar) potongan binkai yang kanan". Karena sudah jelas yang melahirkan (pembetukan secara utuh) adalah sang ibu yaitu kepingan kanan atas. Namun jika bingkai diibaratkan perempuan, begitu susah menjelaskan asalnya (ayah), perlu detail sehingga dikatakan "image ini berasal dari ayah (potongan gambar) pada kepingan bagian atas sebelah kanan". Karena sang ayah tidak melahirkan (membentuk secara utuh).

Pada masa sekarang, siapa pun ayahnya walaupun ibunya pernah berkopulasi dengan banyak laki-laki, tentu dapat diketahui dengan determinasi DNA. Namun apakah hal ini bisa menjadikan dasar untuk seorang perempuan menjadi bingkai? Sama saja dengan mempersulit keadaan, dan tidak semua orang dengan mudah melakukan determinasi DNA semudah membedakan kucing dan harimau.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, seorang ibu ibarat bingkai kanan bagian atas, sang ayah adalah bingkai kanan. Namun jika sang ibu adalah bingkai kanan, maka akan timbul pertanyaan "sang ayah kepingan yang mana? yang kanan atas atau kanan bawah?".

Siapa yang berkuasa akan cinta, perpisahan dan pertemuan? Tentulah zat yang menimbulkan cinta itu sendiri, yaitu zat yang maha kuasa.

Puzzle memiliki pasangan dengan sisi tiap kepingnya dengan salah satu sisi kepingannya yang lain. Namun kejelasannya akan mutlak jika sang pemilik puzzle telah merangkainya secara tepat. Seberapapun kuatnya kepingan dengan kepingannya yang lain jika tidak dirangkai tentulah masih dalam tumpukannya di kotak penyimpanannya.

Dari kesemuanya, ialah jangan mudah menyatakan sebuah rasa suka dan simpati sebagai rasa cinta, karena banyak kepingan yang memiliki sisi yang bercocokan diantaranya tetapi berlainan dengan image yang tercipta dalam perangkainnya.


Ibnu Zaini, 2009

1 comment:

Anonymous said...

maaf komentny gak sesuai topik,
gabung yuk di ajang aruh blogger di banjarbaru
kamu bisa ikut lomba posting kontes, foto kontes dll
atau cuma mau ikut gathring/temu blogger kalselnya aja
gratis... daftarin diri kamu segera di

http://aruhblogger.com

kita majukan dunia blog di kalsel...

Jazzindo